Samsung NP530U4C

Samsung NP530U4C

Samsung NP530U4C menggunakan prosesor Intel Core i5-3317U dengan clock 1,7 GHz yang merupakan prosesor Intel Core generasi ketiga yang membutuhkan konsumsi daya yang efisien namun tetap memberikan performa lebih. Desain warna abu-abu metalik di seluruh body membuatnya terlihat simpel. Terbuat dari bahan campuran aluminium yang dilapisi dengan fiber glass sehingga membuat body lebih tahan banting.

Pada sisi sebelah kiri, terdapat dua buah slot USB 3.0, sebuah port RJ-45, sebuah port D-SUB, sebuah port HDMI, dan sebuah jack combo untuk audio in dan out.

Pada sebelah kanan, terdapat sebuah slot USB 2.0, card reader, dan optical drive.

Biasanya sebuah Ultrabook tidak dilengkapi optical drive agar bobot dapat dikurangi. Namun, Samsung NP530U4C tetap menyertakan optical drive. Meski begitu bobotnya tetap ringan, yaitu 1,79 kg.

Dengan layar 14 inci, Ultrabook ini mempunyai resolusi maksimum 1366 x 768. LCD yang dilengkapi dengan teknologi SuperBright, membuat display terlihat 50% lebih cerah sehingga membuat mata anda tidak terlalu lelah saat lama menggunakan Ultrabook Samsung ini. Menonton video ,bermain game yang cukup berat dan segala aktivitas yang membutuhkan visual memukau dapat dilakukan, karena terdapat Intel HD Graphics 4000, didalamnya juga terdapat NVIDIA GT 620M dengan memori 1 GB.

Samsung NP530U4C sendiri menyediakan SSD 24 GB dan harddisk 500 GB. SSD turut disertakan untuk mendukung teknologi ExpressCache pada Ultrabook. Dengan teknologi ExpressCache, SSD yang berkapasitas kecil namun cepat difungsikan hanya untuk cache sehingga pemrosesan kerja sistem menjadi lebih cepat.

Memory 4 GB DDR3 dan chipset HM76. Serta operasi sistem Windows 7.

Harga sekitar 9.8 juta.

Teknologi PC 05

Teknologi PC 05

Windows: One OS to Rule Them All

Microsoft memiliki rencana besar untuk Windows 8. Sistem operasi ini dirancang menjadi platform untuk semua perangkat. Mulai dari smartphone, tablet, notebook, hingga PC. Metro UI (kini modern UI) pada Windows 8 hadir dengan gambar tile (dengan efek animasi). Interface desktop klasik dengan icon dan wallpaper kini hanya tersedia secara optinal. Interface tile yang berasal dari Windows Phone ini dianggap Microsoft lebih cocok (dibandingkan icon) untuk perangkat mobile karena memudahkan interaksi dengan sentuhan jari. Feature smartphone dan tablet inilah yang ingin ditransfer ke PC. Kendali gerak Kinect juga sudah tersedia di PC. Beberapa produsen juga telah mempertimbangkan layar sentuh untuk PC. Pada sisi software, Microsoft juga ingin mengadopsi aplikasi berbasis web berstandar HTML5 di PC. Pertanyaannya, bagaimana respon pengguna terhadap Windows 8 yang akan hadir akhir tahun ini. Hal ini mengingat Modern UI merupakan perubahan desain terbesar sejak 17 tahun saat Windows 3x diganti oleh Windows 95.

Monitor: Layar 3D lebih cerah dan tipis

Monitor PC kini hadir dengan kualitas gambar yang sebelumnya hanya dinikmati pengguna smarthphone atau TV. Tahun ini, LG telah memasarkan monitor panel IPS seri DM92 yang bingkatnya hanya setebal 1 mm. Notebook dengan layar seperti ini telah dipamerkan LG tahun lalu. Monitor berlayar 3D juga disempurnakan. Menurut para anilis, pengguna monitor 3D untuk PC akan meningkat 3 kali lipat setiap tahunnya hingga tahun 2015. Ini berarti peluang bisnis besar. Perkembangannya di dorong oleh para gamer dan pengguna TV untuk menikmati tayang streaming video HD dan Blu-Ray. Produsen nVidia telah bersiap dengan kacamata 3D Vision generai keduanya tahun depan. Monitor pun yang mendukung playback 120 Hz dan stardar Light Boost yang mengompesasi hilangnya brightness akibat kacamata shutter pada mode 3D. Modern UI  Windows 8 juga mendorong inovasi layar sentuh untuk selanjutnya diadopsi berbagai aplikasi agar interaksi dengan pengguna lebih optimal.

 

Teknologi PC 04

Teknologi PC 04

Graphics card: AMD vs nVidia

AMD mendahulu nVidia dengan graphics card PCIe 3.0 pertamanya, Radeon HD7970. Namun, dukungan PCIe 3.0 tidak signifikan mengangkat performanya mengingat hasil benchmark pada PCIe 2.0 tidak jauh berbeda. Adapun hasil benchmark 3DMark Vantage Extreme pada Radeon HD7970 adalah 17.500 poin (meningkat 50% dibandingkan HD 6970) Graphics card yang dapat memanfaatkan interface PCIe 3.0 di motherboard (transfer rate 8 GB/s) secara maksimal masih belum ada. Disini belum diadu pengujian antara Radeon HD7970 dengan GPU nVidia Kepler, seperti GeForce GTX 680. Hasil beberapa benchmark memperlihatkan Radeon HD 7970 sedikit di batah GTX 680. Persaingan kembali terjadi saat AMD merilis HD 7970 GHz Edition untuk merespon GeForce GTX 680, di mana kedua GPU saling menyalip dalam satu benchmark ke benchmark lainnya. Persaingan di antara kedua produsen ini sayangnya terkendala dengan terbatasnya kemampuan proses manufaktur dari TSMC sebagai pembuat kedua chip GPU tersebut.

Thunderbolt: Menggusur USB?

Inter vs Intel terjadi di tahun 2010 ini saat perangkat dengan koneksi interface USB 3.0 hadir bersamaan di umumkannya Thunderbolt. Teorinya, kecepatan transfer Thunderbolt mencapai 10 Gbps atau dua kali lipat USB 3.0. Hingga kini, selain Apple MacBook, baru segelintir motherboard dari Gigabyte, ASUS, dan MSI yang menyediakan port Thunderbolt. Chipset Z77 series untuk CPU Ivy Bridge telah disiapkan Intel untuk mendukung bukan hanya USB 3.0 tetapi juga Thunderbolt (dengan dukungan Cactus Ridge controller).

Melewati paruh tahun 2012, beberapa produsen telah merilis produk pertamanya yang mendukung interface Thunderbolt. Western Digital dan Buffalo telah merilis hard disk portabel yang mendukung Thunderbolt. Begitu juga Seagate dengan adapter Thunderbolt untuk GoFlex series. Belkin tidak mau ketinggalan dengan Thunderbolt Express Dock dengan tambahan port 2.0, HDMI, Firiwire, dan dua port Thunderbolt. Salah satu kelebihan interface Thunderbolt adalah data dapat ditransfer dalam dua arah secara simultan dan mendukung hingga tujuh perangkat secara serial.

 

Teknologi PC 03

Teknologi PC 03

WLAN: Mencapai Gigabit berkat 8 antena

Lalu lintas jaringan wireless (WLAN) di rumah anda mulai macet saat dua orang atau lebih sering mengakses dua video HD streaming yang berbeda. Standar transfer maksimum WLAN hanya berkisar 200 Mbps sehingga sering tidak memadai untuk beberapa pengguna. Solusinya adalah standar Wi-Fi terbaru 802.11ac (5G WiFi, 5G Wlan, atau Gigabit WLAN) yang memanfaatkan 8 antena dengan bandwidth teoretis hingga 1,3 Gbps. Pada praktiknya, transfer router 802.11ac hanya mencapai 600 Mbps (3 kali router single band saat ini). Standar Wi-Fi baru ini menggunakan band 5 GHz sehingga beberapa notebook lama tidak dapat mendukungnya. Diperkirakan, adopsi luas standar 802.11ac ini baru akan terjadi tahun depan mengingat chip WLAN 5 GHz baru diproduksi kuartal kedua tahun ini lalu disusul oleh berbagai perangkat yang mendukungnya. Apabila anda ingin merasakan WLAN secepat itu sekarang, anda bisa menggunakan router dual band berstandar 802.11n yang dapat dioperasikan pada kedua frekuensi (2,4 GHz dan 5 GHz). Teoretisnya, transfer bisa mencapai 2×450 Mbps, tetapi faktanya, router hanya bisa mencapai kecepatan 300 Mbps. Opsi lainnya adalah menggunakan router 802.11ac baru dari Asus, Belkin, atau Netgear.

RAM: Clock cepat mengangkat performa

Clockspeed lebih tinggi dan konsumsi daya yang lebih rendah merupakan feature andalan RAM DDR4 yang akan menggantikan RAM DDR3. AMD dan Intel sangat berperan dalam sisialisasi standar baru ini karena chipset mereka mengusung controller RAM. Hingga kini, keduanya masih terlihat skeptis karena DDR4 dianggap tidak membawa terobosan dalam inovasi teknis. Peningkatan performa melalui clockspeed yang lebih tinggi juga masih diragukan. Sistem PC modern pun belum dapat memanfaatkan transfer data secara maksimal. Menurut prediksi produsen RAM Consair, server dengan DDR4 baru hadir akhir tahun ini. Selanjutnya, pengguna PC baru menikmatinay saat kehadiran CPU Intel Haswell dengan RAM controller barunya di tahun 2013. Menurut riset iSuppli, DDR4 bahkan baru akan diadopsi secara luas tahun 2015. Clockspeed tinggi juga bisa dicapai dengan DDR3. Dengan meng-overclock sebuah modul DDR3.

 

Teknologi PC 02

Teknologi PC 02

SSD: Miniaturisasi demi kapasitas

Berkat NAND flash 20 nm dan konektor SATAe, SSD bukan hanya lebih kecil dan cepat, tetapi juga meningkat kapasitasnya. Dalam konteks transfer data, koneksi SATA telah menjadi mata rantai terlemah, hingga kini, transfer data dari hard disk ke RAM (juga sebaliknya) bisa mencapai 6 Tbps (Gigabit per second) atau sekitar 768 MB/s. Meskipun harddisk SSD dan RAM Kini semakin cepat, aliran data antara keduanya masih terhambat di kabel SATA yang lambat. Hadirnya adapter SATAe mengombinasikan koneksi SATA dengan port PCIe. Untuk itu tersedia protokol baru yang dapat mentransfer data lebih cepat, hingga 16 Gbps. Nantinya motherboard mungkin akan menyediakan dua opsi port. Port pertama, SATAe akan mendukung harddisk lama, sementara harddisk SSD baru dapat dipasangkan pada port PCIe (port kedua). Spesifikasi keduanya sedang digodok oleh SAIO (Serial ATA International Organization) dan akan dirilis akhir tahun bersamaan dengan hadirnya perangkat dengan koneksi SATAe. Bagi anda yang ingin merasakan transfer secepat interface SATAe sekarang bisa mencoba harddisk SSD seperti OCZ RevoDrive. Kombinasi HDD biasa dan SSD ini bisa dipasangkan langsung ke slot PCIe. RevoDrive masih memakai protokol SATA lama, tetapi lebih cepat daripada SSD SATA biasa karena terhubung via PCIe.

SSD terbaru mulai banyak menggunakan chip 20 nm, seperti NAND flash memory 64 Gbit 20 nm dari Intel dan Micron. Karena ukuran fisik chip-nya mengecil, SSD pun dapat diperbesar kapasitasnya. Sebuah SSD 2,5 inci untuk notebook bisa berkapasitas 2 TB (Terabyte). SSD dengan chip 25 nm bahkan berkapasitas tidak sampai setengahnya. SSD 20 nm telah diadopsi oleh banyak produsen untuk produk server dan diikuti oleh produk SSD untuk konsumen. Rencananya, Intel pun akan merilis SSD 1 TB akhir tahun ini. Sejalan dengan semakin banyak SSD 25 nm yang ditawarkan dipasaran, harganyapun berangsur-angsur akan menurun. Anda yang belum berniat membeli  SSD karena alasan harga mungkin bisa mempertimbangkan harddisk hybrid, seperti Seagate Momentus XT 750 GB dengan ekstra cache kecil (SLC NAND flash memory 8 GB). Harddisk jenis ini menyimpan data-data yang sering diakses di dalam cache tersebut sehingga terasa lebih cepat dibandingkan harddisk biasa tanpa cache besar.

 

 

Teknologi PC

Teknologi PC

CPU

Intel: Performa yang meningkat 40% dijanjikan Intel pada CPU generasi terbaru, Ivy Bridge. Pengganti Sandy Bridge ini telah tersedia dalamberbagai model dan didukung oleh banyak motherboard dari berbagai vendor. Ivy Bridge merupakan CPU pertama yang dibuat dengan transistor baru dengan proses produksi 22 nm. Transistor baru yang disebut “Tri-Gate transistor”, memiliki luas permukaan yang lebih kecil dan lebih tinggi. Transistor ini dilengkapi fin silikon yang memisahkan kedua ujung transistor. Dibanding pemisah datar dalam planar transistor, metode ini bisa meminimalisir kebocoran arus sehingga meningkatkan performa pada tegangan yang sama atau mengurangi tegangan pada performa yang sama. Selain untuk PC, chip dengan transistor jenis ini sangat cocok untuk perangkat mobile yang membutuhkan efisiensi daya. Intel menjanjikan peningkatan performa hingga 40% dibandingkan CPU Sandy Bridge pada kelas yang sama saat ini. CPU berbasis Ivy Bridge baru tersedia dalam 2 model atau 4 core. Jadi, masih kalah kuat dibandingkan Sandy Bridge Extreme dengan 6 core. Beberapa motherboard Sandy Bridge (chipset Z68, P67, H67) yang memiliki soket LGA 1155 juga kompatibel dengan CPU Ivy Bridge.

AMD: Apabila Intel mengoptimalkan proses produksi chip CPU, AMD memilih meningkatkan clockspeed CPU. Model kelas atasnya, A10 5800K clockspeed standar 3,8 GHz (turbo boost hingga 4,2 GHz). Clockspeed yang lebih tinggi dicapai AMD berkat penerapan arsistektur Piledriver. Pada arsistektur Bulldozer yang disempurnakan ini, setiap 2 core berbagi tugas dalam satu modus. Performa modulnya bisa dikatakan setara 1,5 core. Tetapi karena bekerja sangat cepat, AMD berharap CPU dengan metode modul ini tidak kalah dengan CPU Ivy Bridge. Menurut AMD, performa A10 5800K (Trinity berbasis Piledriver) meningkat sekitar 15% (GPU sekitar 30%) daripada versi sebelumnya (Llano). Hal ini hanya berlaku pada clock tinggi karena clock maksimal Llano hanya sekitar 3 GHz.

Saat core bekerja lebih cepat, konsumsi daya pun meningkat. CPU desktop Trinity mengonsumsi 125 W, sementara CPU desktop Ivr Bridge hanya sekitar 77 W. Namun, desktop bukanlah target utama AMD. CPU barunya ini didesain untuk bersaing disegmen Ultrabook/ultrathin. CPU Trinity mobile sudah lebih disempurnakan oleh AMD agar jauh lebih hemat daya. Produksinya telah dimulai dan beberapa notebook telah menggunakannya.

 

AMD EYEFINITY

AMD EYEFINITY

AMD Eyefinity adalah salah satu teknologi dari AMD yang diperkenalkan sejak tahun 2009. Teknologi yang sebelumnya dikenal dengan nama ATI Eyefinity ini adalah teknologi yang dapat menampilkan gambar pada tiga layar sekaligus sehingga kita dapat menikmati tampilan grafis yang lebih luas. Konsepnya, AMD Eyefinity memberikan tampilan gambar pada monitor seluas mata memandang dari kiri hingga ke kanan sehingga anda akan melihat tampilan pada layar dengan lebih nyata.

AMD Eyefinity dapat memberikan tampilan revolusi yang super dengan menggunakan tiga hingga enam monitor pada saat bersamaan. Teknologi ini mulai diterapkan oleh AMD pada graphics card AMD Radeon 5000 series. Dalam beberapa variannya, hanya graphics card dengan tipe Eyefinity six yang dapat menampilkan gambar dengan menggunakan enam monitor. Dengan demikian, graphics card AMD Eyefinity biasa hanya mampu mendukung penggunaan tiga hingga lima monitor.

Dibawah ini akan dijelaskan untuk membangun sebuah sistem dengan tiga monitor. Penjelasan ini juga dapat diterapkan apabila anda ingin menggunakan lima atau enam monitor karena konsepnya juga sama. Penjelasan ini akan menggunakan driver AMD Catalyst 12.6

  1. Langkah pertama yang harus dilakukan adalah menyiapkan monitor dan hardware yang akan digunakan. Dalam hal ini akan digunakan tiga buah monitor dan graphics card Sapphire HD 7870.
  2. Pastikan anda telah menginstall driver yang sesuai dengan graphics card yang digunakan. Kemudian, masuk ke dalam pengaturan AMD Catalyst Control Center. Versi kali ini adalah AMD Catalyst Control Center versi 12.6
  3. Pada tampilan awal menu Catalyst Control Center, pilih menu AMD Eyefinity Multi-Displays Group untuk membuat gabungan monitor dengan mode Eyefinity. Menu ini akan muncul apabila anda menggunakan lebih dari satu monitor.
  4. Proses selanjutnya adalah membuat group. Pada menu drop down di sebelah kanan anda, pilih mode 3×1 apabila anda menggunakan tiga monitor. Apabila anda menggunakan empat atau lima monitor, akan muncul pilihan lebih banyak lagi.
  5. Setelah selesai, maka tampilan monitor anda akan menjadi satu bagian. Perhatikan tampilan monitor. Sudah benar atau masih acak? Klik Arrange untuk mengatur urutan tampilan. Ikuti perintah selanjutnya dengan mengklik urutan monitor yang memunculkan warna biru pada menu Catalyst Control Center.
  6. Setelah pengaturan setting selesai, anda dapat menikmat pengalaman baru teknologi AMD Eyefinity. Selain horizontal view. Anda juga dapat memodifikasi monitor dengan tampilan vertikal saat menggunakan lima atau enam monitor.

 

Selamat Tinggal BIOS 02

Selamat Tinggal BIOS 02

Tidak ada yang salah dengan BIOS. Buktinya, ia mampu bertahan selama 25 tahun, mengalahkan beberapa kompetitornya yang kemudian memodifikasi konsep dasar BIOS, sebut saja clone BIOS dan ARC (Advanced RISC Computing), tetapi mereka pada akhirnya tidak berlanjut karena memiliki kelemahan pada evolutionary path, extensibility dan possible system diversity.

Walaupun masih bertahan hingga saat ini, tetap saja BIOS bergantung pada arsitektur x86 dengan 16bit interfaces, keterbatasan ukuran kapasitas ROM execution (1 MB) dan ukuran image, missing modularity, serta keterbatasan jumlah device yang dapat diinisialisasi. Selain itu, ia tidak dirancang untuk keragaman hardware yang cukup pesat saat ini.

UEFI menyediakan independent hardware dan interface yang terbagi menjadi boot dan runtime service, Boot services meliputih inisialisasi boot, file service, serta textual dan graphical user console, sedangkan runtime service meliputi tanggal, waktu, dan NVRAM (Non-Volatile Random Access Memory) service. Untuk mengaktifkan atau menfasilitasi komunikasi antar device, semua driver EFI dan komponen berkomunikasi melalui protokol tertentu. Ia tidak terbatas pada arsitektur processor tertentu. Ia dapat berjalan di atasnya atau bahkan menggantikan BIOS konvensional.

Ada beberapa alasan mendasar UEFI dipastikan akan menggantikan BIOS:

  1. Drive Size Limits: Ketika harddisk berkapasitas besar hingga 3 TB muncul di pasaran, UEFI menjadi sangat penting karena kebutuhan GPT (GUID Partition Table) untuk menggantikan MBR (Master Boot Record) yang memiliki keterbatasan dalam membaca harddisk hingga 2 TB saja. GPT menggunakan basis 64-bit sehingga dapat mendeskripsikan harddisk hingga 9,4 Zettabyte (9,4 x 10 21 byte). Tidak hanya itu GPT juga dapat mengatasi masalah-masalah yang berkaitan dengan MBR, seperti integritas data, backup table, dan jumlah maksimum partisi.
  2. Pre-Boot Networking: Protokol untuk networking saat ini umumnya masih menggunakan IPv4. Namun, IPv6 akan segera menggantikannya setelah dikembangkan selama beberapa tahun terakhir. UEFI menyertakan IPv6 pada spesifikasinya sehingga network booting dan kemampuan remote jarak jauh yang terintegrasi tampaknya akan menjadi standar baru untuk networking nantinya.
  3. Pre-Boot Application: Aplikasi yang dapat kita akses pada pre-boot, adalah kelebihan yang paling menonjol dari UEFI. Beberapa di antaranya adalah sistem diagnosis, memory test, live update, game, utility, dan system recovery, bergantung pada manufaktur karena ia bersifat independen hardware.

Hal yang cukup menarik selain hal yang disebutkan di atas adalah tampilan pada UEFI. BIOS menggunakan VESA mode yang bertugas mendefinisikan dukungan display adapter yang bergantung pada softwre interrupt. Sementara, UEFI menggunakan GOP (Graphic Outputs Protocol). Pada developer beranggapan bahwa VBE (VESA BIOS Extension) tidak dapat mendukung untuk mode yang spesifik sehingga sangat sulit untuk membuat interface yang dapat bekerja untuk video card dan resolusi yang berbeda.

GOP menggantikan VBE, yang sangat kompleks dengan video buffer sederhana yang dapat mendukung berbagai resolusi.

Bagi beberapa orang, GUI untuk interface pada pre-boot memang bukanlah fitur yang terlalu penting. Namun, seiring dengan perkembangannya, kemudahan dan kepraktisan menjadi kelebihan tersendiri fitur ini. Bagaimana tidak? Adanya GUI pada UEFI menjadikan UEFI lebih atraktif dan user friendly, di samping dapat diakses dengan mouse atau bahkan dukungan touch screen.

 

Selamat Tinggal BIOS

Selamat Tinggal BIOS

Kita mungkin tidak asing dengan istilah BIOS, yang merupakan singkatan dari Basic Input Output System, dalam sistem komputer IBM PC atau kompatibelnya (komputer yang berbasiskan keluarga processor Intel x86). BIOS berisi kumpulan rutin software yang mampu melakukan hal-hal berikut:

  1. Inisialisasi serta pengujian terhadap hardware dalam proses yang disebut dengan POST (Power On Self Tes)
  2. Memuat dan menjalankan sistem operasi.
  3. Mengatur beberapa konfigurasi dasar dalam komputer (tanggal, waktu, konfigurasi media penyimpanan, konfigurasi proses booting, kinerja serta kestabilan komputer)
  4. Membantu sistem operasi dan aplikasi dalam pengaturan hardware dengan BIOS Runtime Services.

BIOS merupakan kode software yang ditanam dalam sistem komputer yang memiliki fungsi utama untuk memberikan informasi visual pada saat komputer dinyalakan, memberikan akses ke keyboard, dan memberikan akses komunikasi secara low-level di antara komponen hardware, seperti untuk me-load sistem operasi dari storage ke RAM. BIOS dapat disebut sebagai miniatur dan sistem oeprasi yang dikhususkan untuk komunikasi low-level pada hardware. BIOS biasanya ditulis dalam bahasa assembly atau mesin. Bahasa ini biasanya spesifik pada prosesor tertentu, seperti penamaan instruksi dan variabel, tetapi pada dasarnya sama saja.

UEFI (Unified Extensible Firmware Interface) merupakan solusi masalah pre-booting yang selama ini jadi kendala pada BIOS konvensional. Sebenarnya, ia merupakan software yang dikembangkan dari BIOS juga. UEFI bekerja sesaat setelah komputer dinyalakan dan berisi berbagai informasi mengenai spesifikasi komputer dan interface antara sistem operasi dan platform firmware pada saat boot dan mendukung mekanisme arsitektur untuk menginisialisasi input/output.

Sebenarnya, UEFI bukanlah hal baru karena pada tahun 2000 Intel sudah mengembangkan teknologi ini yang pada saat itu bernama EFI (Extensible Firmware Interface) yang berbasiskan arsitektur Itanium (x86-64). Namun sejak 2005 Intel menghentikan pengembangan EFI yang berakhir pada versi 1.10 dan konsep tersebut kemudian diserahkan pada forum UEFI, forum yang beranggotakan produsen-produsen terkenal, seperti AMD, AMI, Apple, Dell, HP, IBM, Insyde, Intel, Lenovo, Microsoft, dan Phoenix. Forum ini mengelola dan mempromosikan standar baru untuk seluruh industri komputer.

Pada 7 Januari 2007, forum UEFI merilis versi 2.1 yang sudah dilengkapi dengan cryptography, network authentication, dan User Interface Architecture (Human Interface Infrastructure in UEFI). Kemudian, versi 2.3 dirilis pada Mei 2009 dan digunakan hingga sekarang.

 

HARD DISK 04

HARD DISK 04

Mendeteksi Kegagalan Harddisk Sebelum Terjadi

Sekitar 60% dari semua kegagalan harddisk disebabkan oleh faktor mekanis, mulai bantalan poros sampai head baca/tulis yang membentuk plat disk. Sekarang, teknologi yang dimasukkan ke dalam harddisk memungkinkan kita untuk mengantisipasi kegagalan supaya kita dapat memperbaiki situasi sebelum terlambat untuk mengambil data.

Di samping memantau berbagai parameter yang berhubungan dengan faktor mekanis (RPM plat disk, waktu arus, arus motor, kegagalan head, dan guncangan mendadak ke chassis harddisk), S.M.A.R.T. (Self-Monitoring,Analysis, and Reporting Tchnology) dapat melaporkan upaya baca/tulis yang dilakukan yang bisa disebabkan oleh adanya daerah cacat pada disk atau kegagalan head atau suhu harddisk. Banyak harddisk S.M.A.R.T. yang dapat pula melaporkan berapa kali mereka dinyalakan dan dimatikan dan berapa lama mereka menyala.

Jika S.M.A.R.T. diaktifkan pada sistem BIOS Anda, BIOS akan memeriksa dan melaporkan setiap tanda awal atau permain adanya kegagalan harddisk. Anda juga dapat memantau kondisi harddisk dengan program monitoring yang mendukung harddisk S.M.A.R.T.

Untuk melihat informasi S.M.A.R.T. pada harddisk Anda, coba DiskCheckup. Utiliti itu menampilkan informasi tentang harddisk dan fitur S.M.A.R.T. yang didukung oleh harddisk Anda. Ada juga Ariolic Software ActiveSMART yang menampilkan rincian lengkap tentang status hardisk dan hal-hal yang berpotensi menyebabkan kegagalan. Jika Anda mendapatkan peringatan tentang kemungkinan terjadinya kegagalan harddisk, segera backup data Anda dan ganti harddisk.

Menyelamatkan Harddisk yang Gagal

Mengalami harddisk yang gagal bukanlah peristiwa yang menyenangkan. Anda mungkin sering mendengar orang bersedih karena kehilangan datanya. Itu memang saat yang menyedihkan, tetapi sebenarnya masih ada kesempatan.

Ada banyak tool perbaikan harddisk dan pemulihan data. Di antaranya adalah Steve Gibson SpinRite yang berfungsi mencari dan memperbaiki atau memindahkan blok data rusak pada volume FAT, NTFS, Linux, Novell, Macintosh, dan bahkan TiVo, Ontrack Easy Data Recovery yang berfungsi menggali jauh ke dalam harddisk dan mengekstrak data yang dipulihkan ke media lain;  Norton Ghost  yang berfungsi “mengambil” data dari harddisk yang gagal ke disk image untuk digantikan ke harddisk lain atau untuk mengekstrak data secara individual dengan Ghost Explorer, Kurt Garloff dd_rescue yang berfungsi meng-image partisi Linux ke media lain. Jika upaya pemulihan data gagal, Anda dapat menggunakan layanan pemulihan data seperti Ontrack atau ActionFront.